System pengambilan
SKS, TUGAS AKHIR , PPK dan REMID Iadalah beberapa contoh dimana kita menjadi sasaran uji coba perubahan-perubahan
system tanpa henti hingga waktu yang belum ditentukan sampai menjadi perubahan mutlak dan entah itu kapan? Perubahan-perubahan terus menerus menjadikan mahasiswa sebagai sasaran menjadi keteteran, terpontang
panting untuk menyesuaikan bahkan ada pula mahasiswa yang tak tahu menahu akan perubahan. Tanpa sosialisasi, tanpa gagasan dasar
yang harus dijelaskan bersama perubahan itu. Dibungkam dengan deretan perubahan-perubahan tanpa sempat memberikan ucapan. Menjadikan kita mahasiswa berperan sebagai kertas kosong sedangkan mereka adalah pensil serta penghapusnya.
Ketika kita berbicara tentang perubahan maka kita juga akan berbicara tentang langkah,
dimana perubahan adalah suatu bentuk respon terhadap sesuatu hal dengan langkah yang
lain. Lincoln mengatakan “jika aku punya waktu enam jam
untuk memotong pohon akan kugunakan waktu lima jam untuk menajamkan kapak”, Sebagai manusia dimana kita diberikan kemampuan metabolisme
yang memberikan respon dari setiap hal asing masuk sebagai media
perlindungan diri dari hal-hal yang asing. Dan dalam perubahan akan terselip dilema jika tanpa persiapan matang,
pemberian gagasan dasar dimana kita akan menggunakan cara lama
ataukah kita akan menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Perubahan aturan tanpa pasti, koordinasi tanpa alur dan keselarasan menuju visi akan menjadikan masalah baru dimana mahasiswa sebagai ajang uji coba
system tersebut semakin frustasi dan semakin ragu dengan kompetensi tiap perubahan
system. Hingga bermunculan mahasiswa-mahasiswa apatis yang lelah dengan perubahan itu.
Perubahan arah baru tanpa timing yang
jelas tanpa alur yang matang tanpa sosialisasi menjadikan perubahan bagaikan dosa yang
harus ditutupi. Kita seolah bagaikan seorang buruh bekerja tanpa ada orientasi apa yang
dia kerjakan. Dimana bekerja ASAL BOS SENANG. Perubahan yang
dilakukan saat ini tak kurang tak lebih sama dengan hal tersebut, kita sebagai mahasiswa hanya menjalankan tanpa tahu alasan perubahan. Kita bahkan seolah-olah harus menggaruk-garuk tanah terlebih dahulu untuk mencari orientasi tersebut,
perubahan tanpa gagasan dasar sama halnya kita sebagai keledai dan cambuk dimana kita hanya tahu melangkah karena dari perintah bukan melangkah karena gagasan
yang menjadi dasar menuju visi bersama, jika memang benar kita mahasiswa juga termasuk bagian dari pencapai visi tersebut.
Akankah kita mahasiswa hanya menjadi pengamat perubahan seperti itu dan terus menerus menjadi korbannya. Sampai kapan kita mahasiswa menunggu perubahan ini, merangkul sebagai bagiannya.
Kita mahasiswa bukanlah benda yang diberikan aturan tanp aorientasi!.
KP BEM FT